Dalam benakku terbersit pikiran, kenapa dulu aku tidak
membiasakan diri menulis sesuatu sesudah menonton sebuah film? Wah bisa jadi
latihan yang menarik, ^_^.
Baru kemudian bersitan itu berubah menjadi krentekan
dalam hati ketika aku menunggu saat dimana aku mendapatkan kerja. Kesibukan apa
yang harus kulakukan untuk bisa berpartisipasi dalam membunuh waktu.
Hehehehe…….aku harus menulis tentang apa yang aku pikirkan ketika menonton
sebuah film, yayy!!!!!
Here we go……
Simple Life, aku mengetahui film ini dan berbagai macam decak
kagum yang menyertainya sudah agak lama.
Hmmmm……Andy Lau, dan seorang nenek2. Sepertinya tipe film
berat yang harus ditonton dalam keadaan fisik sehat dan hati tenang tidak
uring2an, apalagi terburu-buru. Berkali-kali aku mengopi film ini tapi di
tengah proses copying aku meng-klik tombol cancel. Entahlah, aku belum pengen
memilki film ini, apalagi menontonnya. Bahkan ketika akhirnya aku punya, aku
masih saja menunda nonton film ini.
Terbiasa menonton film Cina dengan dubbing, mendengar langsung
suara sang aktor memberi efek yang lebih kuat di hati. Film ini mengisahkan
tentang seorang pelayan dan majikannya. Setting film ini kebnyakan berada di
panti jompo. Sesak ketika melihat begitu banyak orang tua harus tinggal di
tempat seperti itu, jauh dari keluarga, seperti terbuang.
Sang nenek yang adalah
pembantu, melayani keluarga sang majikan lebih dari 60 tahun. Dedikasinya sangat
tinggi dalam menjalankan pekerjaannya. Dia menjalankan semua tugasnya dengan
benar dan sepenuh hati, sesederhana itu. Tapi karena ajeg kata orang
Jogja, menjadikannya sangat bermakna.
No comments:
Post a Comment